ini postingan pertama di blog, semoga istiqomah nulisnya. Karena sebenarnya saya bukan orang yang biasa nulis gitu hehe.
Okay, kali ini saya mau review sebuah produk sunscreen dari Indonesia, yaitu Parasol.
Sebenarnya saya sudah lama banget tahu tentang si Parasol ini, tapi ga pernah mau coba karena saya udah pakai sunblock dari klinik kecantikan langganan saya. Terus kenapa tiba-tiba nyoba???
Jadi, ini berkaitan dengan skincare routine saya. Saya udah satu tahun lebih pakai rangkaian skincare dari sebuah klinik kecantikan di Bandung, padahal saya di Jakarta hehehe. Iya, saya konsultasinya online melalui BBM. Kulit wajah saya itu tipe acne prone dan sensitive, udah kebayang kan ribetnya ngurusin muka tipe itu.
Singkat cerita, saya cocok dengan skincare tersebut meskipun saya sempat tiga kali ganti rangkaian perawatannya. Rangkaian pertama cocok, tapi setelah beberapa bulan wajah saya jadi kusam dan beruntusan gitu. Kemudian ganti rangkaian, kulit wajah membaik dan setelah beberapa bulan jadi kusam dan beruntusan lagi, dan ketiga kalinya saya ganti rangkaian, ga ada tanda-tanda perbaikan di kulit wajah saya, padahal sudah hampir 4 bulan saya pakai rangkaian baru itu. Saya udah males buat konsul lagi, jadi saya blogwalking aja, deh... Akhirnya saya nyasar (lagi) di blognya om Boby Fahlevi , kok nyasar lagi? Iya, sebelum saya pakai skincare dari klinik itu, saya sudah pernah mampir ke blognya om Bob, tapi belum kuat iman untuk nyoba tips-tips dari om Bob hehehe.
Akhirnya, setelah jenuh dengan kondisi wajah yang ga jelas, saya memutuskan untuk terapi Vitacid + Parasol + Milk Cleanser Viva. Yap, saya siap untuk purging!
Parasol Face Sunsreen Cream merupakan krim pelindung yang bekerja melindungi kulit dari sinar matahari yang merusak kulit. Kulit dengan hiperpigmentasi yang mendapat perawatan dengan krim pencerah harus dicegah kontak dengan sinar matahari dengan menggunakan krim/lotion/gel tabir surya secara terus-menerus untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dapat dipakai sebagai alas bedak yang baik. Sangat sesuai digunakan untuk semua jenis kulit.
Untuk packagingnya biasa aja, saya mah suka-suka aja meskipun banyak yang bilang ga begitu suka sama packagingnya hehehe, Isinya 20 gr, lumayan banyak dan mungkin cukup awet juga buat saya, walaupun saya sering touch up 1-2 kali sehari karena saya harus wudhu.
Tutupnya ulir, dan krimnya warna coklat agak pink gitu. Aromanya tipiiiiss banget, keciumnya samar-samar. Baunya kayak obat, tapi ada bau 'kecantikan' juga di krimnya *mulai ngaco hahaha*
Ohiya, walaupun krimnya berwarna tapi setelah di aplikasikan ke wajah lalu di blend warnanya jadi transparan gitu, ngikutin warna kulit. Jadi sama sekali ga ada coverage-nya. Saya juga ga tahu berapa spf dari Parasol ini, tapi banyak yang bilang kalau Parasol ungu ini spfnya 15.
Saya pernah pakai Parasol ini sebagai alas bedak, jadi saya pakai dulu Parasolnya, abis itu saya timpa dengan bedak tabur Cussons Baby Powder. Tapi rasanya agak lengket gitu, bukan yang matte kayak biasanya. Mungkin karena saya pakai bedak taburnya kedikitan dan buru-buru kali, ya hehe *positive thinking*
Nah, dibagian tangan yang pakai Parasol ini jauh lebih lembab daripada yang sebelahnya, tapi ga berminyak. Lembab aja gitu. Dan sejauh ini (saya sudah pakai Parasol selama 10 hari) ga ngerasain breakout atau keluhan apapun selama pakai Parasol, mungkin bisa dikatakan saya cocok yaa hehe aamiin. Ohiya, kondisi kulit saya memang lagi jerawatan parah, karena proses purging-nya Vitacid.
Karena saya work-at-home-woman yang jarang keluar rumah kalau ga ada perlu dan juga katanya Parasol yang ungu ini kandungan kimianya lebih sedikit, jadi saya pilih yang warna ungu ini.
Di wajah saya yang combination to oily ini ga bikin jadi tambah berminyak atau gimana gitu, sih..
Tetap enak dan nyaman di kulit wajah saya yang lagi purging, hiks...
Saya beli Parasol ini seharga Rp 42,694 untuk ukuran 20 gr. Selanjutnya, in syaa Allaah saya akan review si Vitacid yang lagi bekerja keras untuk wajah saya, hahaha...
kalau kamu pakai skincare apa?? :)
No comments:
Post a Comment