Tuesday, 31 May 2016
KEEP INSPIRING!
Holaa, Assalamu'alaykum...
lamaaaa ga nulis, udah berbulan-bulan ternyata hehehe. Karena saya ngerasa lagi sok sibuk dan males, jadilah ga keurus blog ini huhu..
Well, akhirnya saya buka lagi blog ini, mau nyoba nulis lagi.
Tapi maaf banget, di post saya yang ini saya menjanjikan untuk post tentang Vitacid, tapi malah saya post tentang yang lain. Maaf banget ya.. Jujur saya udah siapin foto untuk review tentang VItacid, tinggal nunggu mood untuk nulis reviewnya aja, tapi karena saking lamanya mood itu datang, saya sampai lupa foto itu disimpan di folder yang mana ehehe..
"Keep inspiring!"
Beberapa bulan terakhir ini saya lagi merasa uninspired banget, mau apa-apa males, bawaannya maunya tidur dan senang-senang aja, padahal saya punya banyak target untuk tahun ini, tapi malah bisa-bisanya nyantai.
Saya merasa kalau pikiran, hati, tindakan, serta ucapan yang saya keluarkan beberapa bulan terakhir ini bukan saya banget. Rasanya aneh.
Saya cukup mengerti kenapa saya seperti itu, ya saya jenuh, bosan, tertekan, terjebak, dan stress dengan kondisi saya belakangan ini. Saya bukan orang yang biasa curhat masalah pribadi ke orang lain sekalipun itu orang tua atau teman dekat. Karena bagi saya, cerita masalah pribadi ke orang lain itu amat sangat ga penting dan amat sangat tidak membantu. Seriously!
Kecuali mereka memaksa saya untuk bercerita atau misalnya sedang dalam kondisi mendesak, baru saya akan cerita. Tapi kalau masalahnya bisa saya atasi sendiri dan tidak ingin orang lain tau, ya saya akan diam saja hehehe..
Sejujurnya, saya itu orang yang tertutup kepada orang yang baru dikenal atau dengan orang yang tidak bisa membuat saya merasa nyaman. Saya punya banyak kenalan yang cukup dekat tapi saya sama sekali tidak bisa nyaman dengan mereka. Entahlah, saya selalu punya penilaian tersendiri untuk masalah itu.
Saya senang berkumpul dengan orang-orang yang membuat saya merasa nyaman. Dan untuk saat ini mereka adalah teman-teman saya saat di ekstrakurikuler PMR saat saya SMK. Ga paham lagi, saya benar-benar membuka sisi gila saya hanya saat saya bersama mereka. Saya bisa senyaman itu dengan mereka tapi saya tetap tidak bisa membuka masalah pribadi saya ke mereka hehehe..
Rindu rasanya...
3 tahun belakangan saya tidak lagi terlalu akrab dengan mereka. Sama sekali tidak ada masalah, tapi memang saya yang menarik diri dari mereka demi suatu hal. Benar-benar lost contact.
Tidak terlalu akrab bukan berarti kita jadi canggung pas bertemu, lho ya... Suatu hari saya pernah bertemu dengan mereka tapi kita tetap bisa mengeluarkan sisi gila meskipun harus sedikit di rem (yap, dulu memang tidak pakai rem. hihihi)
Dan saya baru saja merasa terinspirasi lagi saat saya nonton vlog dari Gitasav yang ini. Setelah nonton video itu saya berasa hidup lagi! hehehe.. Saya jadi bisa merasakan lagi kebahagiaan saat saya bersama teman-teman di PMR saat saya menonton video itu. Tiba-tiba saya jadi makin kangen sama mereka -___-
Intinya adalah hal sekecil apapun yang menurutmu itu biasa aja atau bahkan ga penting, tapi bisa jadi sangat berarti bagi orang lain. Sama halnya dengan video itu, mungkin bagi orang lain itu hanya lucu-lucuan aja, tapi bagi saya itu menginspirasi hehe (kalau tidak terinspirasi saya ga mungkin nulis sepanjang ini disaat seperti ini, lho!)
So, keep inspiring! xoxo
Tuesday, 22 March 2016
Review Parasol FACE SUNSCREEN CREAM
Hollaa.. Assalamu'alaykum..
ini postingan pertama di blog, semoga istiqomah nulisnya. Karena sebenarnya saya bukan orang yang biasa nulis gitu hehe.
Okay, kali ini saya mau review sebuah produk sunscreen dari Indonesia, yaitu Parasol.
Sebenarnya saya sudah lama banget tahu tentang si Parasol ini, tapi ga pernah mau coba karena saya udah pakai sunblock dari klinik kecantikan langganan saya. Terus kenapa tiba-tiba nyoba???
Jadi, ini berkaitan dengan skincare routine saya. Saya udah satu tahun lebih pakai rangkaian skincare dari sebuah klinik kecantikan di Bandung, padahal saya di Jakarta hehehe. Iya, saya konsultasinya online melalui BBM. Kulit wajah saya itu tipe acne prone dan sensitive, udah kebayang kan ribetnya ngurusin muka tipe itu.
Singkat cerita, saya cocok dengan skincare tersebut meskipun saya sempat tiga kali ganti rangkaian perawatannya. Rangkaian pertama cocok, tapi setelah beberapa bulan wajah saya jadi kusam dan beruntusan gitu. Kemudian ganti rangkaian, kulit wajah membaik dan setelah beberapa bulan jadi kusam dan beruntusan lagi, dan ketiga kalinya saya ganti rangkaian, ga ada tanda-tanda perbaikan di kulit wajah saya, padahal sudah hampir 4 bulan saya pakai rangkaian baru itu. Saya udah males buat konsul lagi, jadi saya blogwalking aja, deh... Akhirnya saya nyasar (lagi) di blognya om Boby Fahlevi , kok nyasar lagi? Iya, sebelum saya pakai skincare dari klinik itu, saya sudah pernah mampir ke blognya om Bob, tapi belum kuat iman untuk nyoba tips-tips dari om Bob hehehe.
Akhirnya, setelah jenuh dengan kondisi wajah yang ga jelas, saya memutuskan untuk terapi Vitacid + Parasol + Milk Cleanser Viva. Yap, saya siap untuk purging!
Parasol Face Sunsreen Cream merupakan krim pelindung yang bekerja melindungi kulit dari sinar matahari yang merusak kulit. Kulit dengan hiperpigmentasi yang mendapat perawatan dengan krim pencerah harus dicegah kontak dengan sinar matahari dengan menggunakan krim/lotion/gel tabir surya secara terus-menerus untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dapat dipakai sebagai alas bedak yang baik. Sangat sesuai digunakan untuk semua jenis kulit.
Untuk packagingnya biasa aja, saya mah suka-suka aja meskipun banyak yang bilang ga begitu suka sama packagingnya hehehe, Isinya 20 gr, lumayan banyak dan mungkin cukup awet juga buat saya, walaupun saya sering touch up 1-2 kali sehari karena saya harus wudhu.
Tutupnya ulir, dan krimnya warna coklat agak pink gitu. Aromanya tipiiiiss banget, keciumnya samar-samar. Baunya kayak obat, tapi ada bau 'kecantikan' juga di krimnya *mulai ngaco hahaha*
Ohiya, walaupun krimnya berwarna tapi setelah di aplikasikan ke wajah lalu di blend warnanya jadi transparan gitu, ngikutin warna kulit. Jadi sama sekali ga ada coverage-nya. Saya juga ga tahu berapa spf dari Parasol ini, tapi banyak yang bilang kalau Parasol ungu ini spfnya 15.
Saya pernah pakai Parasol ini sebagai alas bedak, jadi saya pakai dulu Parasolnya, abis itu saya timpa dengan bedak tabur Cussons Baby Powder. Tapi rasanya agak lengket gitu, bukan yang matte kayak biasanya. Mungkin karena saya pakai bedak taburnya kedikitan dan buru-buru kali, ya hehe *positive thinking*
Nah, dibagian tangan yang pakai Parasol ini jauh lebih lembab daripada yang sebelahnya, tapi ga berminyak. Lembab aja gitu. Dan sejauh ini (saya sudah pakai Parasol selama 10 hari) ga ngerasain breakout atau keluhan apapun selama pakai Parasol, mungkin bisa dikatakan saya cocok yaa hehe aamiin. Ohiya, kondisi kulit saya memang lagi jerawatan parah, karena proses purging-nya Vitacid.
Karena saya work-at-home-woman yang jarang keluar rumah kalau ga ada perlu dan juga katanya Parasol yang ungu ini kandungan kimianya lebih sedikit, jadi saya pilih yang warna ungu ini.
Di wajah saya yang combination to oily ini ga bikin jadi tambah berminyak atau gimana gitu, sih..
Tetap enak dan nyaman di kulit wajah saya yang lagi purging, hiks...
Saya beli Parasol ini seharga Rp 42,694 untuk ukuran 20 gr. Selanjutnya, in syaa Allaah saya akan review si Vitacid yang lagi bekerja keras untuk wajah saya, hahaha...
kalau kamu pakai skincare apa?? :)
ini postingan pertama di blog, semoga istiqomah nulisnya. Karena sebenarnya saya bukan orang yang biasa nulis gitu hehe.
Okay, kali ini saya mau review sebuah produk sunscreen dari Indonesia, yaitu Parasol.
Sebenarnya saya sudah lama banget tahu tentang si Parasol ini, tapi ga pernah mau coba karena saya udah pakai sunblock dari klinik kecantikan langganan saya. Terus kenapa tiba-tiba nyoba???
Jadi, ini berkaitan dengan skincare routine saya. Saya udah satu tahun lebih pakai rangkaian skincare dari sebuah klinik kecantikan di Bandung, padahal saya di Jakarta hehehe. Iya, saya konsultasinya online melalui BBM. Kulit wajah saya itu tipe acne prone dan sensitive, udah kebayang kan ribetnya ngurusin muka tipe itu.
Singkat cerita, saya cocok dengan skincare tersebut meskipun saya sempat tiga kali ganti rangkaian perawatannya. Rangkaian pertama cocok, tapi setelah beberapa bulan wajah saya jadi kusam dan beruntusan gitu. Kemudian ganti rangkaian, kulit wajah membaik dan setelah beberapa bulan jadi kusam dan beruntusan lagi, dan ketiga kalinya saya ganti rangkaian, ga ada tanda-tanda perbaikan di kulit wajah saya, padahal sudah hampir 4 bulan saya pakai rangkaian baru itu. Saya udah males buat konsul lagi, jadi saya blogwalking aja, deh... Akhirnya saya nyasar (lagi) di blognya om Boby Fahlevi , kok nyasar lagi? Iya, sebelum saya pakai skincare dari klinik itu, saya sudah pernah mampir ke blognya om Bob, tapi belum kuat iman untuk nyoba tips-tips dari om Bob hehehe.
Akhirnya, setelah jenuh dengan kondisi wajah yang ga jelas, saya memutuskan untuk terapi Vitacid + Parasol + Milk Cleanser Viva. Yap, saya siap untuk purging!
Parasol Face Sunsreen Cream merupakan krim pelindung yang bekerja melindungi kulit dari sinar matahari yang merusak kulit. Kulit dengan hiperpigmentasi yang mendapat perawatan dengan krim pencerah harus dicegah kontak dengan sinar matahari dengan menggunakan krim/lotion/gel tabir surya secara terus-menerus untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dapat dipakai sebagai alas bedak yang baik. Sangat sesuai digunakan untuk semua jenis kulit.
Untuk packagingnya biasa aja, saya mah suka-suka aja meskipun banyak yang bilang ga begitu suka sama packagingnya hehehe, Isinya 20 gr, lumayan banyak dan mungkin cukup awet juga buat saya, walaupun saya sering touch up 1-2 kali sehari karena saya harus wudhu.
Tutupnya ulir, dan krimnya warna coklat agak pink gitu. Aromanya tipiiiiss banget, keciumnya samar-samar. Baunya kayak obat, tapi ada bau 'kecantikan' juga di krimnya *mulai ngaco hahaha*
Ohiya, walaupun krimnya berwarna tapi setelah di aplikasikan ke wajah lalu di blend warnanya jadi transparan gitu, ngikutin warna kulit. Jadi sama sekali ga ada coverage-nya. Saya juga ga tahu berapa spf dari Parasol ini, tapi banyak yang bilang kalau Parasol ungu ini spfnya 15.
Saya pernah pakai Parasol ini sebagai alas bedak, jadi saya pakai dulu Parasolnya, abis itu saya timpa dengan bedak tabur Cussons Baby Powder. Tapi rasanya agak lengket gitu, bukan yang matte kayak biasanya. Mungkin karena saya pakai bedak taburnya kedikitan dan buru-buru kali, ya hehe *positive thinking*
Nah, dibagian tangan yang pakai Parasol ini jauh lebih lembab daripada yang sebelahnya, tapi ga berminyak. Lembab aja gitu. Dan sejauh ini (saya sudah pakai Parasol selama 10 hari) ga ngerasain breakout atau keluhan apapun selama pakai Parasol, mungkin bisa dikatakan saya cocok yaa hehe aamiin. Ohiya, kondisi kulit saya memang lagi jerawatan parah, karena proses purging-nya Vitacid.
Karena saya work-at-home-woman yang jarang keluar rumah kalau ga ada perlu dan juga katanya Parasol yang ungu ini kandungan kimianya lebih sedikit, jadi saya pilih yang warna ungu ini.
Di wajah saya yang combination to oily ini ga bikin jadi tambah berminyak atau gimana gitu, sih..
Tetap enak dan nyaman di kulit wajah saya yang lagi purging, hiks...
Saya beli Parasol ini seharga Rp 42,694 untuk ukuran 20 gr. Selanjutnya, in syaa Allaah saya akan review si Vitacid yang lagi bekerja keras untuk wajah saya, hahaha...
kalau kamu pakai skincare apa?? :)
Subscribe to:
Posts (Atom)